Senin, 28 November 2011

LABA-LABA

Suatu waktu hiduplah seekor laba-laba di ladang jagung. Laba-laba besar dengan sarang melingkar indah di antara pelepah jagung. Dia menjadi gemuk dengan memakan semua serangga yang terperangkap dalam jaringnya. Dia sangat suka tinggal di ladang jagung tersebut dan berencana tinggal di sana selamanya.

Suatu hari, laba-laba menangkap seekor serangga kecil dalam jaringnya. Ketika laba-laba ini hendak makan, serangga ini berkata, "Kalau engkau melepaskan saya, saya akan memberitahu sesuatu yang penting yang akan menyelamatkan hidupmu."

Laba-laba itu berhenti sejenak dan mendengarkan dengan penasaran.
"Engkau sebaiknya pergi dari ladang jagung ini," kata serangga kecil, "Waktu menuai sudah tiba!"

Laba-laba tersenyum dan berkata, "Apa itu waktu tuaian yang engkau bicarakan? Aku pikir kamu sedang mengarang cerita saja."

Tapi serangga kecil itu berkata, "Oh tidak, itu benar. Pemilik ladang ini segera datang untuk menuai. Semua batang jagung akan dijatuhkan dan jagung akan dikumpulkan. Kamu akan terbunuh oleh mesin raksasa jika kamu tinggal di sini."

Laba-laba menjawab, "Aku tidak percaya pada waktu penuaian maupun mesin raksasa yang akan menebang jatuh tanaman jagung. Bagaimana engkau membuktikannya?"

Serangga kecil melanjutkan, "Lihat saja jagung itu. Lihat bagaimana jagung itu ditanam dalam barisan teratur. Itu membuktikan ladang ini dirancang oleh seorang yang cerdas."

Laba-laba tertawa dan berkata melecehkan, "Ladang ini tumbuh sendirinya dan tidak ada hubungan dengan seorang pencipta. Jagung selalu tumbuh seperti itu."

Serangga itu menjelaskan lebih lanjut, "Oh tidak. Ladang ini kepunyaan seorang pemilik yang menanamnya, dan waktu menuai segera tiba."
Laba-laba menyeringai dan berkata ,"Aku tidak percaya," dan kemudian memakan serangga itu.

Beberapa hari kemudian, laba-laba sedang tertawa mengingat cerita serangga kecil itu. Dia berpikir, "Tuaian! Sungguh ide bodoh. Aku telah ada di sini sepanjang hidupku dan tidak ada yang menggangguku. Aku telah ada sejak tinggi tanaman-tanaman ini baru setengah meter dari tanah, dan aku akan tetap di sini sepanjang sisa umurku, karena tidak ada yang akan berubah dalam ladang ini. Hidup itu indah, dan aku yang menjadikannya demikian."

Hari berikut adalah hari indah di ladang jagung. Langit cerah dan tidak ada angin sama sekali. Siang itu saat laba-laba berjalan, tiba-tiba dia menyadari ada debu tebal bergerak ke arahnya. Dia mendengar suara mesin besar dan berkata pada dirinya sendiri dengan penasaran, "Apa yang sedang terjadi?"

***

"Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."

Lukas 12:39-40
"Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orangyang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"' Matius13:36-43

Tangga kehidupan penuh dengan serpihan kayu, tetapi anda tidak pernah menyadarinya sebelum anda terpeleset ke bawah. (Anonim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda.