Selasa, 29 November 2011

MENARA GADING

Yohanes adalah karyawan kristen yang hebat! Semua orang di lingkungan kantor, baik yang kristen maupun tidak, mengenal Yohanes sebagai orang kristen yang rajin beribadah. Bayangkan saja, dari 5 hari kerja, setiap jam makan siang tiba, Yohanes ini langsung menyantap makan siangnya dengan cepat. Kadang makan bekal dari rumah, kadang makan makanan yang dibeli pagi harinya, kadang pergi membeli nasi bungkus untuk dimakan di atas meja kerja.

Makannya pun ekstra cepat. Dan hampir selalu sendiri saja. Maklum ... ngga ada teman-teman kantor yang menemani ... soalnya yang lain-lain maunya makan sambil ngobrol. Habis makan, langsung pergi untuk mengurus banyak hal, Persekutuan Doa, rapat pengurus PD, ngurusin buletin bulanan, buku renungan, jaga perpustakaan milik PD, doa siang, baca buku rohani, dll... dll...

Wuihh ... semua pengurus PD, kagum sama komitmen pelayanan Yohanes ini. Jam istirahat siang yang bisa digunakan untuk santai, makan sambil ngobrol dikorbankan demi pelayanan. Pujian dan kekaguman datang dari sesama karyawan kristen yang terlibat jadi pengurus PD. Yohanes sangat bangga dengan hal ini, sekalipun dia harus mengorbankan jam istirahat siang, sekalipun teman-teman kantor jadi terbatas sesama karyawan kristen yang aktif di persekutuan. "Sudah resiko pelayanan", begitu kata sesama pengurus persekutuan, "kita khan memang kelompok pilihan yang khusus."

Waktu terus berlalu, dan Yohanes tenggelam dalam kerajinannya. Sementara Yohanes asyik dengan kegiatan rohani pada jam istirahat, rekan-rekan kerja yang lain sibuk membicarakan banyak hal selama jam makan siang. Ini rekaman pembicaraan selama jam makan siang hari Jumat, sementara Yohanes sedang ikut persekutuan bersama para karyawan kristen aktifis lainnya.

Percakapan yang mungkin tidak pernah akan diketahui, karena Yohanes punya kesibukan sendiri selama jam istirahat siang.

Reini, seorang ibu kristen, yang hari ini tidak ikut persekutuan karena sedang stress berat, bercerita tentang suaminya menderita sakit aneh. Aneh, karena banyak dokter dan rumah sakit dikunjungi, namun tidak tahu penyakit apa yang diderita suaminya. Untung, saat Reini cerita pada jam makan siang, ada teman yang memberitahu tentang seorang dukun sakti. Ah, Reini pasti akan membawa suaminya hari Minggu nanti.

Yono, karyawan muda yang baru datang dari daerah beberapa hari lalu, sedang sibuk mencari kegiatan untuk weekend. Kontan saja, si Jack mengajak Yono bergabung dengannya. Biasa menghabiskan weekend dengan happy-happy pergi ke diskotik Sabtu malam, terus lanjut ke Puncak sama teman-teman Jack. Karena si Jack ini lebih senior, Yono mau saja ikut, daripada nganggur di tempat kost.

Felia, sekretaris yang masih sangat muda ini sedang bertanya-tanya tentang tempat kost. Wah, ada apa? Felia ini khan tinggal di Jakarta bersama orang tuanya, ngapain cari tempat kost? Dengan polos Felia bercerita bahwa ia ingin tinggal di kost, supaya lebih bebas, soalnya dia ngga cocok dengan keluarganya. Felia selalu disalahkan di rumah. Ya daripada ribut terus mendingan tinggal di tempat terpisah aja. Teman-teman yang lain menganggukkan kepala tanda mengerti, dan mendukung keputusan itu dengan segera memberitahu Felia beberapa nomor telepon tempat kost yang dapat dihubungi.

Dan masih banyak lagi percakapan yang terjadi, keluh kesah, masalah, gossip, guyon. Mereka saling mengejek tapi juga saling  menasehati'. Semua itu sebenarnya rekaman kehidupan karyawan-karyawati teman sekantor Yohanes.

Sayang, mereka tidak datang pada Yohanes atau para pengurus persekutuan lainnya untuk menerima nasehat atau pertolongan yang benar. Ooops... tunggu dulu. Mungkinkah lebih tepat bila dikatakan .... Sayang, Yohanes tidak mengenal mereka!

Apakah kita dikenal sebagai pengikut Kristus, karena kegiatan 'agama kristen' kita? Atau mereka mengenalinya karena hubungan persahabatan mereka dengan kita? Apakah kita melihat lingkungan kantor sebagai tempat untuk kita bersibuk-ria melakukan 'kegiatan pelayanan'? Atau kita melihat ladang menguning yang siap dituai?

Apakah dunia menemukan kita terlalu sibuk dengan banyak 'kegiatan'? Atau mereka akan menemukan Kristus melalui kita? Apakah kita naik ke dalam 'menara gading' yang tinggi? Atau kita turun ke tengah-tengah dunia sebagai garam dan terang yang memberi dampak kehidupan?

"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!" Bergeraklah dan datanglah, hai segala bangsa dari segenap penjuru, dan berkumpullah ke sana! Bawalah turun, ya TUHAN, pahlawan-pahlawan-Mu. Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" Yoel 3:9-14. (Anonim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda.